Saya Kesepian, Tolong Saya!




Assalamu'alaikum, wr. wb.

Sebelumnya saya ingin agar anda membaca kisah dibawah ini dengan perlahan-lahan sambil diiringi musik melow atau gloomy, saya ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting yang mungkin anda hanya bisa menikmatinya dengan iringan musik, terima kasih.

----- * -----

Aku kesepian, tolong aku!

Aku tak peduli apapun, aku tak peduli siapapun. Engkau yang menatap layarmu, yang memendam rasa penasaran akan apa yang aku ucapkan.

Aku sudah tidak tahan lagi berada di dunia ini, hidupku terbuang percuma! Memangnya apa yang bisa kau lakukan?! HAH?!!

PERSETAN! Teruslah menonton diriku mati!

Perlahan-lahan sesuatu itu merenggutku, menenggelamkanku dalam kesepian. KAU PIKIR INI LUCU?!

TERTAWALAH SEPUASMU!! TERUSLAH TERTAWA SAMPAI KAU MATI!!

Sesak dadaku, menggigil badanku, jatuh air mataku, dan bagaimana denganmu?

Beginikah hidup? Hahaha, terkadang aku ingin menertawakannya sampai mati. Apalagi yang bisa ku capai? Apalagi yang bisa ku dapat? APA?!!

Tidakkah kau berpikir lebih baik seseorang sepertiku mati saja? HAH?!

Bayangan itu terus menghantuiku, tentang pembicaraan di sekolah, tentang bentakan keras dalam rumah, tentang suara keras benda yang terlempar memantul dari tubuhku. Aku menyukainya, dia berwarna biru.

Terkadang aku tak menyadari warna yang muncul disekelilingku, seperti hanya satu warna, abu-abu. Bukankah sesuatu lebih indah jika berwarna? Jika dunia adalah putih maka aku adalah hitam, kami berpadu menjadi abu-abu.

Ruangan yang sunyi ini membunuhku, raga dan jiwaku pergi meninggalkan sisa memori. Mencekam rasanya ketika menutup mata, tidak ada yang menantiku disana selain hitam.

Bodohkah aku? Memang aku ini bodoh, dungu, dan tidak berguna. Mereka menertawakanku, begitu juga denganmu? Bahagia rasanya menertawakan orang lain, sangat bahagia sekali.

Mengetahui ada sesuatu yang lebih rendah daripada dirinya di dunia ini, hahaha.

TIDAK LUCU!!

Tersenyum ku menyapa manusia di pagi hari, mereka membalasnya dengan tatapan sinis. Sungguh senja di pagi hari yang indah.

Melangkah ku berjalan menyusuri terik matahari yang tak lagi panas, namun dingin. Menggigil badanku di tengah hari yang cerah, seperti hujan.

Untuk semua kesendirian dan kesepianku, maafkan aku.

Bila memang ini yang terbaik bagi dunia, apa yang mereka inginkan hanyalah kepergianku. Memang sudah takdirku untuk melangkahkan kaki kebawah jurang.

Tidakkah kau frustasi? Tidak, aku tidak memiliki apapun selain gelap.

Jika sudah tak lagi ada, hidup tak lagi bermakna. Kebahagiaan yang kau cari hanyalah untuk melihatku menderita. Terima kasih atas waktu berhargamu dalam hidupku, meski aku hanya dijadikan sebagai objek tak berbentuk.

 Sulit rasanya berada diantara hidup dan mati, kesempurnaan yang abadi.

Terima kasih untuk segalanya, sampaikan salamku pada dunia dan berikan mereka hiburan terbaik atas diriku.

----- Selamat Tinggal -----

Mohon maaf atas tulisan yang konyol ini, terima kasih sudah membacanya.

Jika anda mengerti setelah membaca tulisan diatas, maka seharusnya anda mengerti apa yang harus anda lakukan. Dan jika anda tidak mengerti setelah membaca tulisan di atas, mohon maaf jika saya tidak memiliki bakat seorang sastrawan.

Kisah di atas bukanlah kisah saya, sebagian memang tapi tidak seluruhnya.

Saya memiliki seorang teman, dia sudah meninggal dunia karena bunuh diri. Dia termasuk orang yang sangat ceria, aktif, dan cukup pintar. Hingga suatu hari saya bertanya kepada dirinya "Apakah kau pernah mati?"

Dia menjawab dengan menganggukkan kepala, "bagaimana rasanya?" ucap saya.

Dia tidak berbicara sepatah katapun, hingga keesokan harinya..

Saya rasa cukup sampai disini, apa yang ingin saya ungkapkan hanyalah apa yang saat ini anda rasakan.

"Terima kasih."
- Jurnal06 -

Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Copyright © Jurnal-06. All rights reserved. Template by CB