Tampilkan postingan dengan label Cerita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerita. Tampilkan semua postingan

Mengapa Dunia Tidak Adil? Inilah Jawabannya!

Mengapa Dunia Tidak Adil? Inilah Jawabannya!


Selamat siang, selamat beraktivitas.

Mohon maaf saya salah, jika anda membaca postingan ini berarti anda sedang merasa jenuh akan hidup anda dan saat ini anda sedang tidak ingin melakukan apapun. Yang berarti anda sedang nganggur, ya benar anda sedang nganggur.. sangat nganggur.

Saya tidak akan memaksakan anda untuk mengerti dengan apa yang saya katakan, karena saya percaya setiap orang pasti memiliki penderitaannya masing-masing yang dimana kita tidak akan bisa saling mengerti satu sama lain karena memang latar belakang kita, cerita hidup kita, dan orang-orang di sekitar kita itu jauh berbeda.

Akan tetapi, izinkan saya membagi pengalaman saya selama ini. Saya sudah mendirikan blog ini sejak 2014 dan saya tidak memposting artikel secara rutin karena memang saya tidak ingin menjadikan blog ini sebagai sebuah pekerjaan.

Saya berkali-kali daftar adsense namun ditolak terus karena memang kontennya tidak cukup menarik, saya sadar diri. Akan tetapi, saya tidak peduli akan itu semua. Ketika saya merasa ingin menulis, saat itulah saya menulis di blog ini dan berbagi apa yang saya miliki kepada orang-orang yang mungkin tidak seberapa jumlahnya. Namun, memiliki orang yang mau membaca postingan saya saja sudah cukup puas.

Mengapa saya tidak serius terhadap blog ini? Saya termasuk salah satu penderita "mental illness" , sub "depresi". Sebenarnya sudah lama saya menderita penyakit gangguan kepribadian ini, oleh karena itu saya tidak bisa serius terhadap sesuatu apapun.

Saya berusaha berjuang, meski jujur saja saya miskin, saya tidak punya banyak uang, saya juga tidak bisa konsultasi rutin ke psikiater karena keterbatasan ekonomi. Hidup saya cukup menderita, saya setiap hari makan nasi kecap + kerupuk. Semua itu saya jalani karena saya memang tidak mempunyai pekerjaan yang layak, saya tidak memiliki skill atau kemampuan apapun.

Saya berusaha daftar ojek online, tapi ditolak.Saya berusaha membuat novel, tapi gagal, saya mencoba membuat blog download, gagal juga. Saya mencoba jadi translator, masih gagal. Saya mencoba membuat musik, suara saya fales. Saya mencoba membuat game, tidak kesampaian. Saya mencoba membuat aplikasi website berbasis codeigniter, alhamdulillah ada teman saya yang membutuhkan bantuan saya dan saya mendapatkan sedikit hasil dari hal tersebut.

Seharusnya tahun ini saya sudah selesai skripsi, namun nilai saya ada yang kurang jadi saya harus memperbaiki nilai terlebih dahulu dan tahun depan baru bisa skripsi.

Masih banyak lagi hal-hal yang bisa dibilang "sial" lainnya yang terjadi pada hidup saya. Akan tetapi kita cukupkan saja sampai disini, kita kembali lagi ke judul postingan.

Mengapa dunia tidak adil? Jawabannya adalah,

Bukan dunia yang tidak adil, tapi kita yang terlalu lemah untuk menghadapi dunia yang keras. Kita tidak memiliki power yang cukup untuk menghadapi segala rintangan yang ada, ini memang benar adanya.

Seorang anak yang sejak kecil dimanja, ketika besar ia menghadapi dunia yang keras ini, bagaimana responnya menurut anda? Tentu ia akan kewalahan, tidak sanggup untuk menghadapinya karena memang dia sudah terbiasa hidup enak tanpa ada beban penderitaan.

Namun, berbanding dengan orang-orang yang sejak kecil hidupnya susah payah, mati-matian, untuk makan saja susah, mereka mau bekerja apapun demi bisa bertahan hidup. Tapi kita? apakah anda mau menjadi kuli bangunan? mau menjadi pemulung?

Mereka mau, mereka tidak gengsi, tidak malu. Mereka sanggup karena mereka memang sudah terbiasa, jadi yang jadi masalah disini adalah "kebiasaan".

So, inilah mengapa saya saat ini menderita. Agar saya mengerti bagaimana rasanya menjadi orang yang tidak memiliki apa-apa karena memang saya sejak kecil selalu dimanja. Saya tidak mau mengerti bagaimana susahnya berjuang mencari uang, hingga akhirnya saya merasakan sekali bahwa kita hidup memang benar-benar butuh uang. Uang memang bukan segalanya, akan tetapi kita tetap membutuhkannya.

Jadi jawabannya adalah "diri sendiri". Kita tidak perlu memikirkan hal-hal yang rumit, jika memang kita menginginkannya, gapailah saat ini juga tidak usah nanti-nanti. Apa yang terpenting adalah kita terus berusaha, berusaha, berjuang, bekerja, dan terus belajar segalanya.

Tidak peduli anda memiliki penyakit, tidak peduli anda jelek, anda lgbt, anda ditolak lingkungan, dunia tidak akan berjalan sesuai harapan anda. Karena itulah anda harus berjuang untuk menggenggam dunia ini menjadi milik anda, bukan hanya menunggu dan berkeluh kesah, tapi lakukanlah saat ini juga.

"Ketidakadilan bukan suatu alasan untuk anda menyerah, 
karena menang tidak akan terjadi tanpa adanya kalah."
- Jurnal06 -

Terimakasih.

Pihak Netral: Mengabaikan Keadilan, Tidak Ikut Andil dalam Kejahatan.

Pihak Netral: Mengabaikan Keadilan, Tidak Ikut Andil dalam Kejahatan.


Assalamu'alaikum, Wr. Wb.

Berbicara tentang pihak ketiga, penengah, penonton, maupun pihak yang tidak memilih. Kita tertuju pada satu hal yang seringkali disebut sebagai "Netral". Definisi dari netral itu apa sih? Silahkan buka kamus besar bahasa indonesia untuk mengetahui lebih lanjut.

Saya mengakui bahwa saya termasuk salah satu manusia yang memilih netraldalam segala hal, karena ada hal-hal yang hanya bisa dilihat jika kita berada di posisi netral.

Netral berarti tidak memilih, tidak berpihak, tidak ikut dalam aliansi manapun, yang artinya kita bebas melakukan apapun yang kita mau berdasarkan keinginan diri sendiri. Netral bisa juga berarti merdeka, dalam hal tertentu.

Akan tetapi, pihak netral tidak boleh memilih. Anda tidak dapat memilih yang mana, mungkin anda bebas melakukan apapun yang anda inginkan. Namun, bukan berarti anda dengan mudahnya berpihak pada satu hal lalu pindah berpihak kepada hal yang lainnya.

Di dunia ini selalu ada dua hal yang sudah pasti berlawanan yaitu hitam-putih, benar-salah, baik-jahat, korban-pelaku, dan sebagainya. Tetapi, bagaimana jika ada satu hal lagi yang muncul sebagai pihak yang tak terlihat?

Ada sebuah kejadian dimana banyak orang lain berpihak pada hal yang baik dan menghancurkan hal yang jahat. Jika seorang narapidana disiksa oleh sipir penjara, siapa yang salah?

Sebagai pihak netral, kita tidak perlu membela siapapun karena dua-duanya adalah salah.

Narapidana salah karena dia telah melakukan kejahatan yang membuatnya masuk ke dalam penjara dan disiksa oleh sipir tersebut.
Sipir Penjara juga salah karena memperlakukan narapidana layaknya binatang lemah yang tak berdaya, menyiksa makhluk hidup adalah salah satu perbuatan keji.

Jadi, yang mana yang benar? Dua-duanya benar.

Narapidana benar karena sebagai penjahat, ia harus menerima hukuman penjara dan rela disiksa oleh sang sipir.
Sipir penjara juga benar karena narapidana harus dihukum sesakit mungkin agar dia tidak berani berbuat jahat lagi.

Jika anda adalah orang yang memiliki rasa keadilan yang tinggi, anda adalah orang baik, diantara kedua pihak ini, siapakah yang akan anda pilih?

Saya tidak perlu memilih, dan jika anda tidak memilih berarti anda juga termasuk pihak netral.

Apakah anda menyadari bahwa jika anda memilih salah satu pihak, berarti anda sudah siap untuk menyakiti pihak yang lainnya?

Ada kisah seorang pahlawan sejati, dia sangat ramah dan baik hati. Hingga suatu saat muncul orang yang sangat membencinya atas pemikiran bodoh yang ia miliki.

Di sebuah daratan kering nan panas, banyak anak-anak menderita kelaparan, orang tua yang sakit-sakitan karena tidak ada air, makanan, serta tidak adanya orang lain yang mau membantu mereka untuk bertahan hidup di dunia yang keras ini.

Pihak jahat merasa kasihan kepada mereka, jika membunuh seseorang berarti menghilangkan penderitaan dan rasa sakit, mengapa tidak bunuh mereka semua? Ya, membunuh berarti menghilangkan penderitaan dan rasa sakit!

Pihak pahlawan merasa kasihan kepada mereka, dia berusaha untuk memberi mereka makanan yang banyak, dan membaginya secara adil merata. Mereka juga manusia, mereka berhak untuk hidup selama waktu yang mereka inginkan.

Namun, hidup berarti harus menanggung penderitaan dan rasa sakit selama mungkin. Dan mati bisa menjadi solusi untuk pihak lain agar pihak lain memiliki cadangan makanan yang lebih banyak sehingga mereka bisa hidup makmur.

Dalam situasi tersebut, pihak mana yang akan anda pilih?

Saya rasa cukup sampai disini saja, renungkanlah sebaik mungkin untuk memilih jalan mana yang harus anda tempuh. Karena tidak selamanya kebaikan berbuah baik dan kejahatan berbuah jahat. Terkadang, kejahatan berbuah baik dan kebaikan berbuah jahat.

Dunia tidak semudah apa yang anda fikirkan.

"Anda tidak bisa melihat sesuatu sebelum anda mengetahui sesuatu tersebut."
- Jurnal06 -

Wassalam.

Saya Kesepian, Tolong Saya!

Saya Kesepian, Tolong Saya!



Assalamu'alaikum, wr. wb.

Sebelumnya saya ingin agar anda membaca kisah dibawah ini dengan perlahan-lahan sambil diiringi musik melow atau gloomy, saya ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting yang mungkin anda hanya bisa menikmatinya dengan iringan musik, terima kasih.

----- * -----

Aku kesepian, tolong aku!

Aku tak peduli apapun, aku tak peduli siapapun. Engkau yang menatap layarmu, yang memendam rasa penasaran akan apa yang aku ucapkan.

Aku sudah tidak tahan lagi berada di dunia ini, hidupku terbuang percuma! Memangnya apa yang bisa kau lakukan?! HAH?!!

PERSETAN! Teruslah menonton diriku mati!

Perlahan-lahan sesuatu itu merenggutku, menenggelamkanku dalam kesepian. KAU PIKIR INI LUCU?!

TERTAWALAH SEPUASMU!! TERUSLAH TERTAWA SAMPAI KAU MATI!!

Sesak dadaku, menggigil badanku, jatuh air mataku, dan bagaimana denganmu?

Beginikah hidup? Hahaha, terkadang aku ingin menertawakannya sampai mati. Apalagi yang bisa ku capai? Apalagi yang bisa ku dapat? APA?!!

Tidakkah kau berpikir lebih baik seseorang sepertiku mati saja? HAH?!

Bayangan itu terus menghantuiku, tentang pembicaraan di sekolah, tentang bentakan keras dalam rumah, tentang suara keras benda yang terlempar memantul dari tubuhku. Aku menyukainya, dia berwarna biru.

Terkadang aku tak menyadari warna yang muncul disekelilingku, seperti hanya satu warna, abu-abu. Bukankah sesuatu lebih indah jika berwarna? Jika dunia adalah putih maka aku adalah hitam, kami berpadu menjadi abu-abu.

Ruangan yang sunyi ini membunuhku, raga dan jiwaku pergi meninggalkan sisa memori. Mencekam rasanya ketika menutup mata, tidak ada yang menantiku disana selain hitam.

Bodohkah aku? Memang aku ini bodoh, dungu, dan tidak berguna. Mereka menertawakanku, begitu juga denganmu? Bahagia rasanya menertawakan orang lain, sangat bahagia sekali.

Mengetahui ada sesuatu yang lebih rendah daripada dirinya di dunia ini, hahaha.

TIDAK LUCU!!

Tersenyum ku menyapa manusia di pagi hari, mereka membalasnya dengan tatapan sinis. Sungguh senja di pagi hari yang indah.

Melangkah ku berjalan menyusuri terik matahari yang tak lagi panas, namun dingin. Menggigil badanku di tengah hari yang cerah, seperti hujan.

Untuk semua kesendirian dan kesepianku, maafkan aku.

Bila memang ini yang terbaik bagi dunia, apa yang mereka inginkan hanyalah kepergianku. Memang sudah takdirku untuk melangkahkan kaki kebawah jurang.

Tidakkah kau frustasi? Tidak, aku tidak memiliki apapun selain gelap.

Jika sudah tak lagi ada, hidup tak lagi bermakna. Kebahagiaan yang kau cari hanyalah untuk melihatku menderita. Terima kasih atas waktu berhargamu dalam hidupku, meski aku hanya dijadikan sebagai objek tak berbentuk.

 Sulit rasanya berada diantara hidup dan mati, kesempurnaan yang abadi.

Terima kasih untuk segalanya, sampaikan salamku pada dunia dan berikan mereka hiburan terbaik atas diriku.

----- Selamat Tinggal -----

Mohon maaf atas tulisan yang konyol ini, terima kasih sudah membacanya.

Jika anda mengerti setelah membaca tulisan diatas, maka seharusnya anda mengerti apa yang harus anda lakukan. Dan jika anda tidak mengerti setelah membaca tulisan di atas, mohon maaf jika saya tidak memiliki bakat seorang sastrawan.

Kisah di atas bukanlah kisah saya, sebagian memang tapi tidak seluruhnya.

Saya memiliki seorang teman, dia sudah meninggal dunia karena bunuh diri. Dia termasuk orang yang sangat ceria, aktif, dan cukup pintar. Hingga suatu hari saya bertanya kepada dirinya "Apakah kau pernah mati?"

Dia menjawab dengan menganggukkan kepala, "bagaimana rasanya?" ucap saya.

Dia tidak berbicara sepatah katapun, hingga keesokan harinya..

Saya rasa cukup sampai disini, apa yang ingin saya ungkapkan hanyalah apa yang saat ini anda rasakan.

"Terima kasih."
- Jurnal06 -

Wassalam.

Arsip Blog

Copyright © Jurnal-06. All rights reserved. Template by CB